Tanpa Suara : With[out] Voice 2ND SOLO EXHIBITION 2011
Peluang mendekati karya Latif Maulan untuk pameran solo beliau kali ini adalah satu penghargaan yang sangat saya hargai. Dengan bakat dan ketekunan beliau, semangat untuk berkarya menjadi satu obsesi yang secara tidak langsung banyak mencerminkan kritikal sosial dan alam sekeliling dari mata dan rasa Latif Maulan. Berkata-kata melalui warna, garisan charcoal dan pensel serta imej yang di susun semula membuatkan penonton seni mengangumi dengan bakat beliau dan ianya telah berlaku dialog seni secara sedar atau tanpa disedari.
Saya melihat pengkarya ini sedari saya berusia 15 tahun yang mana rasa kagum membuatkan saya ingin mengetahui tentang seni dan perbezaan kepentingan berfikir secara kritikal dalam luahan seni visual.
Pengalaman eksplorasi Latif Maulan ketika pergi ke negara luar dalam mencari pengalaman dan melihat perkembangan seni di luar sana, memberi peluang kepada beliau untuk membuka minda dan menghargai erti sebenar seni dalam persepsi yang lebih luas. Dengan mencari, melihat, menilai dan menghargai telah banyak memberi impak kepada Latif Maulan dalam luahan isi dan kefahaman karya yang dipamerkan pada pameran kali ini dalam berkongsi dengan penonton seni di luar sana.
Rakaman alam, percikan dan titisan air dalam karya awal Latif Maulan yang bermula pada awal 90-an masih saya ingati. Imej lanskap hutan hujan tropika di Malaysia juga komposisi buah-buahan tempatan membuatkan karya – karya beliau yang istimewa dengan berlatar belakangkan percikan air terjun dan limpahan cahaya natural dari sinar matahari. Rakaman atmosphere yang nyaman membuatkan penggemar seni dapat mengenang kembali ruang nostalgic yang mana kini sukar untuk kita diami lagi.
Dari awal karya Latif Maulan,saya melihat tindakbalas dan dialog kesenian beliau adalah menjawab kepada Impak dari ledakan teknologi yang semakin berkembang di Malaysia pada awal 90-an dan membuatkan imej-imej tradisional dan persekitaran natural mulai di rakamankan secara realist. Teknikal yang terperinci oleh Latif Maulan membuatkan penonton seni mudah untuk memahami rasa alami yang mengembalikan memori yang semakin hilang untuk kita nikmati terutamanya rakaman alam yang mengalami impak kearah kemodenan atas alasan pembangunan dan teknologi. Antara pameran yang beliau membawa tema sebegini adalah di Pameran ‘Mirror,mirror on the wall’ di Galeri Art Case,City Square, Kuala Lumpur pada 1998 dan ianya juga adalah antara pameran kumpulan bersama pelukis dan mengajak masyarakat menghargai hutan dan alam sekitar.
Perjalanan seni Latif Maulan yang percaya kepada seni sebagai medium untuk berkongsi rasa, bertindak balas kepada isu atau sekeliling dan mengajak manusia berfikir untuk capaian terbaik membuatkan pameran kali ini telah di realisasikan. Sejauh manakah pelukis kritikal tentang isu sekeliling dan apakah kepentingan seni visual masih wujud kepada diri pelukis sendiri dan penonton seni dalam persepsi manusia yang punyai tanggungjawab terutamanya pada alam dan pada sekitarnya?
Karya ‘The victim’ , ‘Evolution’ dan ‘The Labyrinth Of Nowhere’ adalah antara karya 2011 yang masih mempunyai latar dan identiti awal Latif Maulan seperti teknikal percikan air dan lanskap hutan malah garapan idea dan pendekatan isu untuk pameran kali ini adalah lebih berani dan lantang apabila komposisi karya sudah mulai digabungkan dengan permasalahan dan kritikal sosial. Imej figura dari sisi, wajah dengan mata tertutup dan komposisi figura yang mengalami impak emosi dan tekanan telah bersatu dengan alam yang dilakarkan dengan latar yang semakin tenat.
Pameran Solo ‘Latif Maulan: with[out] voice.. ‘ yang mengajak penonton bergerak dalam satu perjalanan konflik manusia yang seringkali berlaku di sekeliling tetapi isu yang dianggap minoriti dan ini sering tidak diperdulikan dalam kesibukkan kemodenan dan hal-hal yang lebih bersifat menjaga kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan kumpulan manusia yang lebih luas. Karya ‘ The beginning” dengan imej fetus-fetus di dalam guli yang berwarna –warni memulakan perjalanan karya dan rentetan imej berserta isu semasa terus bersuara dalam pameran kali ini.
‘The Victim’ adalah antara karya tentang pemerdagangan manusia yang mana salah satu isu sering kali kita dengari di media semasa. Apakah kita terasa tentang impaknya dalam sistem komuniti di sekitar kita? Atau perkara ini hanya menjadi bualan yang tidak perlu kita tangani di zaman yang mana kita sudah pun laung-laungkan erti merdeka dan kebebasan.
Adakah jeritan warna dan lakaran ini perlu kita ambil peduli? Atau lanskap yang dulunya hijau akan kita rela kan menjadi rakaman seperti dalam karya ‘ Product of Manifesto”…limpahan manusia yang sudah hilang jiwa..
‘Adakah kita hadir dan cukup menikmatinya? Demi masa yang terus ke hadapan dan akan berhenti di titik yang terakhir. Selamat datang, selamatkan yang akan datang.’
LATIF MAULAN: With[out] Voice
latifmaulan@gmail.com
The opportunity to get up close and personal with Latif Maulan’s works in his latest Solo Exhibition this time around is a tribute which I truly cherished. With his profound talents and willingness to burn the midnight oil, the desire to express himself on the canvas has become an obsession that indirectly reflects the haunting social and environmental ills around us. Using lines from charcoal and pencils, colours from the tubes, and rearranging images audience would be awed by his talents and subconsciously or consciously an artistic dialogue is manifested.
I have been following and observing his works since I was fifteen and the admiration I have for such works impressed me to know about the art and the importance of varied critical thinking in the expression of visual art.When he was abroad in search of experience and sees the development of art out there it was a golden opportunity to open his mind and appreciate the true meaning of art in a broader perception.
Searching, viewing, evaluating, and appreciating have a great impact on Latif’s expression of substance and understanding of the works on display that the audience can share. It is still fresh in my mind the recordings of nature, water droplets and splashes in the early work of Latif Maulan which began in the early 1990s. Images of tropical rain forest landscape in Malaysia and the composition of local fruits are well projected with his signatured background of splashing waterfall or the natural light from the sun. The presentation of cool and breezy atmosphere can make art enthusiasts relive those nostalgic space which is quite rare for us to find today.
From his early works, I observed Latif Maulan’s reaction and artistic dialogue is the answer to the impact of the technology explosion and its growth in Malaysia in the early 1990's and thus images of traditional and natural environment are recorded realistically. His technical details of the subject matter easily enable the audience to recall the fading memories of mesmerizing in the unpolluted environment, especially when the impact on the ground of modernity and technological development is fast catching up. Among the exhibitions he took such a theme is in the exhibition "Mirror, mirror OnThe Wall" in the Case Art Gallery, City Square, Kuala Lumpur in 1998 and it is also a group exhibition with artists and encourage the public appreciation of natural forest and the environment.
His journey in the art world, believes that art is a medium share the feel and the reactions towards current issues and prompt us to think for the best solution to overcome them has made this exhibition a reality. To what extent are artists critical of issues around them and whether the importance of visual art still remains in them and the audience adherence to the human perception of responsibility towards nature and its surroundings?
‘The Victim”, “ The Evolution”, and “The Labyrinth of Nowhere” are among the works rendered in 2011 that still maintain his early touches and identity in so far as the background is concerned such as the splashes of water and the forest landscape. In fact Latif Maulan’s approach and manipulating of ideas are more daring and outspoken now as he had bound together the social ills and problems in each of his work. Side view of figure, eyes closed and the composition of figures which showed the impact of emotional and environmental stress have been drawn together with the deteriorating condition in the background.
'Latif Maulan’s Solo Exhibition “ Latif Maulan: With without Voice..” invites the audience to embark on a journey of human conflicts that often come around but are considered trivial and are often not heeded in the hustle and bustle of modernity and the things that are more self-interests-based without considering the wider group of people. “The Beginning" with the image of the foetus in the multi-coloured marbles and the strings of images start the journey together with the image of the current issues continue to speak out in this exhibition.
'The Victim' is one of the works on human trafficking which is one of the issues often we hear in the media. Do we feel the impact in the community system around us? Or is this just a conversation piece that we need not deal with in the age which we had already proclaimed the meaning of independence and freedom? Should we care for this screaming colors and sketches? Or landscape that was once green, are we willing to state a recording like what is projected in the “Product of the Manifesto "...the overflow of soulless and faceless people.? 'Do we stand and stare and fully enjoy it? The moving time will come to a stop at the last point, so “welcome, and make well for the future to come”
INTAN RAFIZA
Comments
Post a Comment